Siswa Prakerin dari tiga SMK di Sulteng belajar Budidaya Kakao
Sigi, Sulteng - Indonesia merupakan salah satu negara produsen utama kakao (Theobroma cacao L.). Awalnya, Indonesia menempati urutan ketiga produsen kakao terbesar dunia setelah Pantai Gading dan Ghana, namun saat ini urutannya menurun menjadi urutan ke enam dunia. Sehingga tanaman kakao yang mulanya menjadi primadona dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani di Indonesia, khususnya di sentra-sentra pengembangan kakao, kini banyak menghadapi masalah, terutama produktivitasnya yang rendah yakni rata-rata hanya 900 kg/ha. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah cara budidaya tanaman yang belum sesuai dengan rekomendasi. Sejalan dengan hal tersebut, untuk mendorong minat serta memberikan pengetahuan kepada generasi muda tentang pentingnya budidaya kakao sesuai rekomendasi, maka BPSIP Sulawesi Tengah memberikan materi tentang budidaya kakao kepada siswa SMK(24 Juli 2023). Sebanyak 47 siswa yang berasal dari tiga sekolah menengah kejuruan yang sedang melaksanakan praktek kerja industri (prakerin) di KP Sidondo belajar tentang budidaya kakao. Siswa tersebut berasal dari SMK Sojol Donggala 16 orang, SMK Witaponda Morowali 11 orang dan SMK Galang Tolitoli 20 orang.
Bertindak sebagai narasumber adalah penyuluh BPSIP Sulawesi Tengah (Ir. Yakob Bunga) didampingi oleh Sri Kayatin, SP. Siswa diminta mengisi pre test, yang dilanjutkan dengan pemberian materi, diskusi dan pengisian post test. Kepada siswa antara lain dijelaskan bahwa untuk meningkatkan produktivitas kakao, salah satu langkah yang dapat dilakukan yaitu dengan penggunaan bahan tanaman unggul dan aplikasi teknologi budidaya secara baik. Faktor lainnya adalah memperhatikan syarat tumbuh yang cocok untuk tanaman kakao, jarak tanam dan persiapan lahan serta tanaman penaung yang dibutuhkan sebelum bibit kakao ditanam. Kriteria tanaman penaung yang baik adalah bisa memberikan intensitas cahaya 30-50%. Pohon penaung yang biasa digunakan adalah gamal, lamtoro, dadap dan tanaman pisang.
Tindakan pemeliharaan juga berperan penting dalam budidaya kakao, misalnya pemangkasan pada tanaman kakao. Pemangkasan adalah upaya mengurangi ranting tanaman kakao yang berlebihan, bertujuan untuk membentuk dan mempersiapkan kerangka dasar pada cabang tanaman kakao, agar kuat dan baik. Memperlancar proses fotosintesis, karena dapat mengatur masuknya sinar matahari secara optimal, sehingga tanaman bisa lebih produktif. Memicu peningkatan produktivitas bunga dan buah. Pemangkasan juga bertujuan untuk pemotongan cabang yang sakit guna mencegah dan menekan penyebaran hama dan penyakit tanaman kakao.
Mengakhiri penyampaian materi tersebut disepakati untuk melaksanakan praktek pada pertemuan selanjutnya. (Rs)
Jayalah Pertanian Indonesia.